Hari Raya Galungan

Hari Raya Galungan

Desember 2024, Tumpek Kandang

Tumpek Kandang atau yang dikenal dengan sebutan Tumpek Uye dirayakan setiap enam bulan sekali. Persembahan biasanya ditujukan kepada hewan peliharaan sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada binatang yang telah membantu kehidupan manusia.

Perayaan Tumpek Uye bukan untuk menyembah binatang. Momen ini dimaknai sebagai salah satu wujud menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan sekitarnya, terutama hewan yang juga ciptaan Tuhan.

Adapun banten atau upakara yang dipersembahkan saat Tumpek Kandang menyesuaikan dengan kemampuan serta adat dari masing-masing daerah. Di beberapa daerah, banten saat Tumpek Uye berupa tumpeng, sesayut, penyeneng, reresik, jerimpen, dan canang raka.

Ibadah Agama Hindu Setiap Hari Apa?

Ibadah dalam agama Hindu dilaksanakan sebanyak 3 kali sehari yang dinamakan Tri Sandhya dan dilakukan sebagai bentuk bakti umat kepada Sang Hyang Widhi Wasa, yakni brahma mahurta pada pagi hari, madya sewanam pada siang hari, dan sandya sewanam pada sore hari.

Selain itu, terdapat beberapa praktik dan ritual yang umum dilakukan pada hari-hari tertentu dalam seminggu atau bulan. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan ibadah yang umum dilakukan dalam agama Hindu:

Puja adalah ritual penyembahan yang dilakukan oleh para penganut Hindu di rumah atau di kuil. Puja dapat dilakukan setiap hari dan biasanya melibatkan persembahan makanan, bunga, dupa, dan doa kepada berbagai dewa dan dewi dalam pantheon Hindu.

Upasana adalah praktik

atau kontemplasi yang dilakukan untuk mencapai kesadaran spiritual dan koneksi dengan Tuhan.

Surya Namaskar adalah serangkaian gerakan

yang diarahkan kepada Matahari sebagai simbol kehidupan dan kekuatan dalam agama Hindu. Beberapa orang Hindu melakukan Surya Namaskar setiap hari sebagai bagian dari praktik kesehatan dan spiritual mereka.

Shravan Somvar adalah hari Senin di bulan Hindu Shravan (biasanya jatuh pada bulan Juli atau Agustus dalam

). Pada hari ini, banyak umat Hindu melakukan puja khusus dan menyembah Dewa Shiva.

Shukrawar Puja adalah puja khusus yang dilakukan pada hari Jumat untuk menyembah Dewi Lakshmi, dewi kekayaan dan keberuntungan dalam agama Hindu.

Hari Raya Siwaratri

Siwaratri merupakan sebuah festival dan hari raya umat Hindu yang diselenggarakan setiap tahun untuk memperingati Dewa Siwa. Festival ini dikenal juga dengan sebutan padmaraja ratri.

Alternatif nama atau sebutan adalah Maha Siwaratri. Siwaratri secara harfiah berarti malam agung Dewa Siwa.

Festival ini diperingati setiap tahun pada malam ke-13/hari ke-14 di bulan Magha dalam penanggalan Hindu.

Festival ini dirayakan dengan mempersembahkan daun Bael atau Bilwa kepada Dewa Siwa, sepanjang hari berpuasa dan sepanjang malam begadang.

Sepanjang hari seluruh pemuja Dewa Siwa akan melafalkan mantra suci Pancaksara yang didedikasikan kepada Dewa "Om Nama Siwaya".

Desember 2024, Buda Kliwon Matal

Buda Kliwon Matal merupakan pertemuan antara Sapta Wara Buda, Pancawara Kliwon, dan wuku Matal. Buda Kliwon Matal merupakan hari suci Hindu yang jatuh setiap enam bulan sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada hari ini, umat Hindu memuja Sang Hyang Ayu atau Sang Hyang Nirmala Jati guna memohon keselamatan serta anugrah. Biasanya persembahyangan dilakukan di rumah masing-masing dengan mempersembahkan banten segehan.

tirto.id - Hari Raya Nyepi merupakan hari besar keagamaan Hindu yang jatuh pada tahun baru Saka berdasarkan pada penanggalan atau kalender Caka.

Meski demikian, Hari Raya umat Hindu bukan hanya Nyepi, nama hari besar keagamaan hindu lainnya ada Galungan, Kuningan, hingga Hari Raya Saraswati.

Di Indonesia, Hari Raya umat Hindu terbagi pada dua jenis, yaitu hari raya berdasarkan kalender saka (Nyepi dan Siwaratri) dan berdasarkan kalender Bali (Galungan, Kuningan, Saraswati, Banyu Pinaruh dan Pagerwesi).

Sampaiyanam/Kain Kautuka Upacara

Upacara ini adalah bagian dari praktik keluarga dalam agama Hindu, di mana seorang anak pertama kali memakai kain dewasa. Ini sering dilakukan pada hari khusus, tergantung pada tradisi keluarga.

Hari Raya Pagerwesi

Hari Raya Pagerwesi jatuh setiap Rabu Kliwon wuku Sinta. Hari ini dirayakan untuk memuliakan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta).

Pagerwesi merupakan hari suci umat Hindu yang jatuh setiap empat hari setelah Hari Saraswati.

Pagerwesi itu adalah pemujaan kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru. Hal itu karena guru memiliki fungsi adiluhung sebagai penuntun.

Hari Raya Banyu Pinaruh

Setelah merayakan Hari Raya Saraswati, umat Hindu melanjutkannya dengan melaksanakan prosesi Banyu Pinaruh. Tradisi Banyu pinaruh merupakan upacara yang dilakukan sehari setelah hari raya saraswati. Tujuannya untuk pembersihan dan kesucian diri.

Banyu Pinaruh sendiri berasal kata dari Banyu yang berarti air, dan Pinaruh atau Pengeruwuh berarti pengetahuan.

Pada hari Banyu Pinaruh, biasanya umat membersihkan badan dan keramas di sumber mata air atau di laut.

Prosesi ini bermakna untuk membersihkan kegelapan pikiran yang melekat pada tubuh manusia, dengan Asuci Laksana yang dilaksanakan pada pagi hari.

Momen Banyu Pinaruh inilah jadi kesempatannya, selain untuk membersihkan diri, juga untuk menenangkan pikiran.

Daftar Hari Besar Keagamaan Hindu

Lantas, sebenarnya ada berapa hari raya umat hindu dan apa saja hari raya umat agama Hindu? Artikel berikut ini akan membahasnya satu per satu, sekaligus menjelaskan hari-hari suci di Bali.

Hari Raya Galungan

dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).

Perayaan Hari Raya Galungan identik dengan penjor yang dipasang di tepi jalan, menghiasi jalan raya yang bernuansa alami.

Di zaman modern ini, apalagi sebagai tujuan pariwisata, pulau Bali kerap disorot sebagai pulau yang indah sekaligus religius.

Penjor sendiri adalah bambu yang dihias sedemikian rupa sesuai tradisi masyarakat Bali setempat.

Ada pula Hari Raya Galungan adalah hari di mana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagat raya beserta seluruh isinya. Serta merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma).

Sebagai ucapan syukur, umat Hindu memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara (dengan segala manifestasinya). Penjor yang terpasang di tepi jalan (setiap rumah) sendiri merupakan aturan ke hadapan Bhatara Mahadewa.