Kota Tertua Di Dunia Yang Diketahui Hingga Saat Ini Adalah

Kota Tertua Di Dunia Yang Diketahui Hingga Saat Ini Adalah

Harta Kekayaan Annisa Mahesa

Dilansir dari laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Annisa tercatat memiliki total harta ketika mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI mencapai Rp5.870.445.000 pada 15 Agustus 2024.

Annisa mengaku memiliki 12 bidang tanah tanpa akta dari hasil hibah yang tersebar di Serang dan Pandeglang, Banten.

Aset-aset properti berupa tanah tersebut mempunyai luas berkisar antara 546 hingga 45.670 meter persegi dengan total harga mencapai Rp2.571.445.000.

Dia juga menerima alat transportasi dari hibah tanpa akta berupa satu unit mobil Lexus Sedan LX570 (2019) senilai Rp2,2 miliar.

Selain itu, dia juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp536.500.000 serta kas dan setara kas sebesar Rp562.500.000. Annisa juga menyebutkan dalam LHKPN-nya bahwa dia tidak mempunyai surat berharga dan tidak menanggung utang.

Seperti apa penelitian Gunung Padang?

Temuan terbaru dari penelitian yang dilakukan Danny Hilman Natawidjaja dan sejumlah ahli sebetulnya menguatkan kesimpulannya yang terdahulu bahwa Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.

Bahkan situs tersebut kemungkinan berusia 10.000 tahun lebih tua dari Piramida Giza di Mesir dan Stonehenge yang terkenal di Inggris.

Dalam jurnal ilmiah Archaeological Prospection yang baru-baru ini terbit, tertulis bahwa dia beserta tim sudah melakukan survei terpadu di Gunung Padang selama tiga tahun, sejak November 2011 hingga Oktober 2014.

Survei-survei itu di antaranya dengan melakukan pemetaan lanskap dan permukaan situs, pengeboran inti, pembuatan parit, dan teknik geofisika terpadu yang melibatkan metode Tomografi Resistivitas Listrik (ERT) dua dimensi serta tiga dimensi, juga Radar Tembus Tanah (GPR).

Kemudian operasi penggalian dimulai pada pertengahan tahun 2012 dengan sebagian besar pekerjaan dilakukan pada Agustus hingga September 2014.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Untuk 'parit' yang digali, ukurannya bervariasi antara 1,2 meter sampai 3,9 meter dari permukaan dan kedalamannya mencapai antara 2 dan 4 meter.

"Penggalian parit dilakukan secara manual dengan menggunakan berbagai alat, antara lain sekop dan cangkul," tulis Danny Hilman.

Sementara kegiatan pengeboran inti situs dilakukan untuk mengeksplorasi lapisan batuan yang lebih dalam.

"Untuk aktivitas ini kami menggunakan peralatan pengeboran Jacro 100 yang dilengkapi dengan mata bor berlian NQ berukuran diameter 2 inci dan inti barel 5 kaki."

Batuan dari inti situs tersebut, sambungnya, diteliti dengan analisis petrologi dan petrografi agar diketahui komposisi dan karakteristiknya.

Adapun sampel tanah organik diekstraksi secara hati-hati yang kemudian digunakan untuk analisis penanggalan karbon.

"Intinya ingin menentukan umur Gunung Padang, karena tanah itu mengandung unsur organik yang bisa ditentukan unsur karbonnya yang berasosiasi dengan umur bangunan," ujar Danny Hilman kepada BBC News Indonesia, Rabu (08/11).

Kesultanan Ternate

Foto: Baskoro Aji via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-3.0)

Masjid Sultan Ternate. Kesultanan Ternate adalah salah satu kerajaan di Indonesia yang masih ada sampai saat ini

Kesultanan Ternate atau disebut juga Kerajaan Gapi adalah kerajaan Islam yang berada di Kepulauan Maluku. Kerajaan yang didirikan oleh Sultan Marhum pada 1257 ini juga merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia.

Kesultanan ini memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara, dan mengalami kegemilangan pada paruh abad 16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya.

Kesultanan yang didirikan oleh Baab Mashur Malamo ini masih ada dan dijabat oleh Sultan Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah sejak 2016, meskipun tidak lagi memegang kekuatan politik apa pun.

Kesultanan yang kini terletak di Kabupaten Deli Serdang, Kota Medan ini merupakan kesultanan Melayu yang didirikan pada 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan Indonesia).

Kesultanan Kesultanan Deli masih tetap eksis hingga sekarang meski tidak lagi mempunyai kekuatan politik setelah berakhirnya Perang Dunia II dan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sultan Deli bergelar Sri Paduka Tuanku Sultan. Sultan Deli saat ini adalah Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam, Sultan Deli XIV, yang memegang takhta sejak 2005.

Itulah 5 kerajaan di Indonesia yang masih ada sampai saat ini. Meski di antaranya ada yang sudah tidak memiliki kekuasaan, namun keberadaannya menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara kesatuan.

Indonesia lahir dari kerajaan-kerajaan besar di Nusantara pada masa lampau. Setiap wilayah memiliki raja dan daerah kekuasaan sendiri yang mengatur jalannya kegiatan pemerintahan kala itu.

Setelah Indonesia merdeka, beberapa kerajaan itu masih eksis secara fisik dan memiliki raja meskipun tak lagi berdaulat.

Berikut 5 kesultanan atau kerajaan di Indonesia yang masih ada di tanah air dan diakui pemerintah sampai saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunung Padang 'berpotensi menjadi piramida tertua di dunia' - Bagaimana bentuk dan fungsinya?

Sumber gambar, Fairfax/Getty

Peneliti Danny Hilman Natawidjaja menyebut hasil penelitian terbarunya soal Gunung Padang bakal mengubah sejarah bahwa peradaban di Indonesia sudah berkembang sebelum abad ke-4 Masehi. Sebab, menurut hasil penelitian Danny, Gunung Padang berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.

Itu mengapa dia berharap dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap rahasia tersembunyi sekaligus peradaban kuno di situs misterius tersebut.

Akan tetapi, arkeolog dari Jawa Barat, Dr Lutfi Yondri, menyebut kesimpulan itu mengada-ada karena hasil verifikasinya dan kajian literatur yang ada menyebutkan piramida tidak ada dalam lintasan budaya di Indonesia.

Harta Kekayaan Zulfikar Achmad

Zulfikar Achmad memiliki total harta kekayaan mencapai Rp 27.120.768.993. Jumlah tersebut berdasarkan tanggal penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 5 maret 2024, untuk laporan periodik tahun 2023.

Dari jumlah kekayaan tersebut, Zulfikar Achmad tercatat memiliki 6 bidang tanah dan bangunan yang berada di Kota Bungo, Jakarta Timur, Karawang, dan Cianjur dari hasil sendiri, dengan nilai sebesar Rp 26.006.522.500.

Kemudian, Zulfikar melaporkan kepemilikan harta bergerak lainnya sebesar Rp 386.000.000, surat berharga setara Rp 124.000.000. Serta, kas dan setara kas sebesar Rp 604.346.493.

Menariknya, Zulfikar Achmad tidak melaporkan kepemilikan alat transportasi dan mesin. Dia juga tidak memiliki utang. Sehingga, total harta kekayannya mencapai Rp 27.120.768.993.

- Pada hari kedua di Mentawai, saya dan Anti berkesempatan berkunjung ke rumah seorang dari Suku Mentawai. Sebelumnya, kami sudah pernah membaca dan mendengar cerita mengenai Suku Mentawai dan kebudayaannya yang terpelihara. Kali ini, kami hendak berkenalan langsung dan melihat seperti apa kehidupan sehari-hari Suku Mentawai di Pulau Siberut.

Menggunakan perahu bermotor, kami menempuh perjalanan sekitar empat puluh dari Muara Siberut untuk mencapai perkampungan terdekat. Kami menuju hulu Sungai Gereget yang lebar dan berair tenang. Di kanan kiri terdapat hutan bakau dan pohon sagu yang rimbun. Sesekali kami berpapasan dengan Suku Mentawai yang sedang menaiki pompong (perahu kayu tradisional Mentawai).

Sampailah kami pada uma (rumah khas Mentawai) yang berdiri di tepi sungai. Teman Mentawai kami, Tutulu, dan keluarganya menyambut hangat sembari mengucap, "aloitta?" yang artinya "apa kabar?". Perhatian saya seketika terpusat pada tato yang menghiasi tubuh sebagian besar orang dewasa yang ada di sana, baik di tubuh lelaki maupun perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah obrolan, Tutulu dan kakaknya yang merupakan seorang sikerei (dukun budaya) lalu bercerita mengenai pembuatan tato khas Mentawai. Tato, mereka menyebutnya titi, adalah salah satu bagian dari ekspresi seni dan perlambang status orang dari Suku Mentawai. Dulu, tato populer di kalangan baik lelaki maupun perempuan Mentawai yang telah dewasa. Kini, hanya sebagian kecil suku Mentawai yang masih bertato. Sebagian dari mereka bisa ditemui di pedalaman Pulau Siberut.

Tato dibuat oleh seorang sipatiti (pembuat tato). Proses pembuatan tato memakan waktu yang lama, terutama pada tahap persiapannya yang bisa sampai berbulan-bulan. Ada sejumlah upacara dan pantangan (punen) yang harus dilewati oleh orang yang ingin ditato. Tak semua orang sanggup melewati tahap ini.

Sebelum sipatiti mulai membuat tato, ada ritual upacara yang dipimpin oleh sikerei (dukun budaya Mentawai). Tuan rumah lalu mengadakan pesta dengan menyembelih babi dan ayam. Daging babi dan ayam ini juga sebagai upah yang diberikan untuk sikerei. Tutulu bercerita bahwa ntuk menyelenggarakan pesta membuat tato ini saja bisa menghabiskan biaya sekitar lima juta rupiah.

Jarum yang digunakan terbuat dari tulang hewan atau kayu karai yang diruncingkan. Dengan mengetok-ngetoknya, terciptalah garis-garis yang merupakan motif utama tato suku Mentawai. Pewarna yang digunakan berasal dari arang yang menempel di kuali. Sikerei yang merupakan kakaknya Tutulu berkata bahwa biasanya pembuatan tato dimulai dari telapak tangan, tangan, kaki lalu tubuh. Selama beberapa hari, kulit yang baru ditato akan bengkak dan mengeluarkan darah. Membayangkannya saja saya ngeri.

Konon, tato Mentawai termasuk seni tato tertua di dunia, bahkan lebih tua dari tato Mesir. Sayangnya, kini hanya sebagian kecil saja suku Mentawai yang masih mempertahankannya. Hal ini akibat adanya larangan Pemerintah terhadap berkembangnya ajaran animisme di masa lalu. Tato adalah salah satu produk budaya yang kemudian perlahan menghilang. Ratusan motif tato yang pernah menghiasi penduduk asli Mentawai pun tidak sempat terdokumentasi. Bahkan Tutulu yang kami kenal pun, menghiasi tubuhnya dengan tato gambar bunga dan jangkar yang jelas bukan motif asli tato Mentawai.

Tertarik membuat tato khas Mentawai?

Pengalaman para peserta ACI lainnya dapat dilihat di

Temuan yang mengada-ada?

Arkeolog dari Jawa Barat Dr Lutfi Yondri tak sependapat dengan hasil penelitian Danny Hilman.

Beberapa literatur menunjukkan Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sebetulnya sudah diteliti dan ada dalam catatan yang dibuat oleh Verbeek pada tahun 1981 dan Krom pada 1914.

Deskripsi awal dari dua catatan itu menggambarkan Gunung Padang sebagai kuburan kuno di atas gundukan tanah.

Tetapi jejak kuburan itu tak ditemukan ketika dirinya melakukan penelitian yang dimuat dalam disertasi tahun 2016 silam.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Yondri menilai temuan bahwa Gunung Padang adalah piramida yang terkubur mengada-ada atau kesimpulan yang menduga-duga tanpa data yang sahih.

"Pertanyaannya kalau piramida dikubur dalam Gunung Padang apakah pernah ada di Nusantara orang mengubur piramida di dalam gunung?" ungkap Dr Lutfi Yondri kepada BBC News Indonesia.

"Kapan terjadinya orang mengubur piramida di dalam gunung?"

"Berapa banyak material yang dibutuhkan untuk menimbun gunung? Itu bisa dijawab tidak?"

Dia pun mempertanyakan sampel yang digunakan untuk penelitian tersebut.

Di dunia arkeologi, kata dia, "sampel budaya" harus memiliki beberapa syarat: harus berada di satu matrik atau struktur yang sama, harus satu keletakan, satu asosiasi atau kumpulan, dan harus punya konteks.

Kemudian merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan para ahli.

Untuk konteks, dia menilai Indonesia tidak mempunyai kaitan budaya membuat piramida.

"Pernahkah Indonesia punya budaya piramida? Jangan diada-adain, yang ada di Nusantara punya punden berundak," tegasnya.

Punden berundak adalah susunan batu berbentuk meja yang digunakan untuk upacara pemujaan kepada leluhur.

Dan punden berundak Gunung Padang difungsikan untuk ritual tersebut, sambungnya.

"Jadi semua sampel itu harus diverifikasi, tidak bisa hanya prediksi atau persepsi. Persepsi pun harus didasarkan pada data-data sinkronik dan diakronik serta melihat lagi dalam lintasan budayanya."

Gunung Padang, sebuah bangunan megalitik kolosal yang terletak di lanskap subur Jawa Barat, Indonesia, mungkin merupakan piramida tertua di dunia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa situs kuno ini mungkin lebih tua dari .Göbekli di Türkiye. Tepe Mesir dan bahkan lebih tua dari keajaiban batu piramida terkenal

Sebuah tim arkeolog, ahli geofisika, ahli geologi, dan ahli paleontologi yang berafiliasi dengan berbagai institusi di Indonesia telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa Gunung Padang adalah piramida tertua di dunia. Sebagaimana dikutif dari arkeonews.net (21/11/2023)

Kelompok ini menjelaskan studi multi-tahun mereka terhadap situs warisan budaya tersebut dalam artikel mereka yang diterbitkan di jurnal arkeologi interdisipliner Archaeological Prospection pada bulan Oktober.

Gunung Padang, juga dikenal sebagai “gunung pencerahan”, terletak di puncak gunung berapi yang sudah punah dan dianggap sebagai situs suci oleh penduduk setempat. Pada tahun 1998, Gunung Padang ditetapkan sebagai situs warisan budaya nasional.

Dipimpin oleh ahli geologi Danny Hilman Natawidjaja dan timnya di Badan Riset dan Inovasi Nasional, penelitian baru ini menunjukkan bahwa Gunung Padang berasal dari Zaman Es terakhir, sekitar 25.000 hingga 14.000 tahun yang lalu.

t kemungkinan besar “berasal dari bukit lava alami sebelum dipahat dan kemudian diselimuti secara arsitektural”, menurut tim tersebut. Hal ini membuat Gunung Padang setidaknya berusia 16.000 tahun.Gunung Padang terletak di puncak gunung berapi yang sudah punah dan dianggap sebagai situs suci oleh penduduk setempat

Lebih khusus lagi, para peneliti menemukan bukti dari beberapa upaya yang, jika digabungkan dari waktu ke waktu, akan menghasilkan struktur yang lengkap. Yang pertama adalah pahatan lava, di mana para pembangun mengukir bentuk-bentuk di puncak gunung berapi kecil yang mati. Kelompok lain menambahkan lapisan batu bata dan kolom batu beberapa ribu tahun kemudian, antara tahun 7900 dan 6100 SM. Kelompok lain kemudian menambahkan lapisan tanah pada bagian bukit, menutupi sebagian pekerjaan sebelumnya. Kemudian, antara tahun 2000 dan 1100 SM, kelompok lain menambahkan tambahan tanah lapisan atas, terasering batu, dan elemen lainnya.

Studi ini menantang keyakinan konvensional dengan menyoroti kemampuan batu canggih yang ditunjukkan oleh para pembangun Gunung Padang. Bertentangan dengan ekspektasi yang didasarkan pada budaya pemburu-pengumpul tradisional, penelitian ini mengungkapkan adanya praktik konstruksi maju selama periode glasial terakhir.

(a) Pemandangan Gunung Padang dari udara diambil dari helikopter. (b) Topografi dan peta lokasi dihasilkan dari survei geodesi terperinci. (c) Peta Geologi wilayah Gunung Padang (Sudjatmiko, 1972). (d) Peta ortofoto yang diperoleh dari survei drone yang dilakukan pada tahun 2014, menunjukkan lokasi lokasi penggalian parit (persegi panjang putih) dan lokasi pengeboran inti (titik merah). T1, Teras 1; T2, Teras 2; T3, Teras 3; T4, Teras 4; T5, Teras 5. Kredit: Prospeksi Arkeologi (2023). DOI: 10.1002/arp.1912

Tim peneliti melakukan studi ilmiah jangka panjang terhadap struktur studi baru ini. Mereka mempelajari struktur tersebut menggunakan tomografi seismik, tomografi resistivitas listrik, dan radar penembus tanah dari tahun 2011 hingga 2015. Mereka juga mengebor ke dalam bukit dan mengumpulkan sampel inti, yang memungkinkan mereka menggunakan teknik penanggalan radiokarbon untuk menentukan usia lapisan bukit tersebut. .

Tim peneliti juga menemukan beberapa bukti yang menunjukkan mungkin ada beberapa bagian berlubang di dalam struktur, yang menunjukkan kemungkinan adanya ruang tersembunyi. Mereka berencana menelusurinya dan kemudian menurunkan kamera untuk melihat apa yang mungkin ada di area tersebut.

“Gunung Padang berdiri sebagai sebuah bukti yang luar biasa, berpotensi menjadi piramida tertua di dunia,” kata para peneliti dalam makalah tersebut.

Warta Kaltim @2024-Jul

JAKARTA – Bagi masyarakat Suku Mentawai, Sumatra Barat, tato adalah pakaian abadi dalam mengarungi kehidupan dan menghadapi kematian. Rajahan yang ada di tubuh mereka, melambangkan sebuah filosofi dan strata sosial kehidupan si pemilik tato.

Misalnya, mereka yang sehari-hari bekerja dan memiliki keahlian sebagai pemburu, maka gambar tato yang akan dibuat akan berhubungan dengan perburuan. Biasanya gambar yang dibuat adalah hewan buruan seperti babi, atau busur panah yang mereka gunakan.

Lalu, jika orang tersebut sehari-hari bekerja sebagai nelayan, maka desain tato yang dibuat adalah mata suba, mata jaring hingga mata kail. Satu hal yang pasti, apapun latar belakangnya, tato yang tergambar di badannya harus melambangkan keseimbangan antara alam dan penghuninya.

Dalam kepercayaan suku Mentawai, tato memiliki tiga fungsi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Pertama, sebagai identitas diri sebagai warga keturunan suku Mentawai. Kedua, sebagai penanda status sosial dan profesi yang mereka jalani.

Ketiga, tato ini dibuat sebagai hiasan tubuh atau keindahan semata. Bagi mereka yang menggunakan makna ini, tato akan dibuat dengan desain yang lebih baik dan kualitas gambar yang benar-benar diperhatikan.

Tiga fungsi itu akan menemukan satu tujuan, yaitu masing-masing dari mereka bisa saling membaca jati diri lawan bicarannya. Hal baiknya, mereka bisa saling menghargai perbedaan dan status sosial yang ada di masyarakat suku Mentawai.

Perlu diketahui, tato milik suku Mentawai adalah seni tato tertua di dunia. Sejarah mencatat tato Mentawai sudah ada sejak tahun 1.300 sebelum Masehi atau 200 tahun lebih dahulu daripada tato Mesir yang ditemukan pada 1.500 sebelum Masehi.

TradisiPembuatan tato bagi suku Mentawai sendiri juga tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Suku Mentawai yang masih memegang teguh kepercayaan nenek moyang yakni Arat Sabulungan, menginstruksikan bahwa pembuatan tato harus melewati beberapa ritual tertentu.

Sabulungan sendiri memiliki makna sa (sekumpulan) dan bulung (daun). Artinya sekumpulan daun itu (tato) dirangkai dalam lingkaran yang terbuat dari pucuk enau atau rumbia yang diyakini memiliki tenaga gaib.

Arat Sabulungan mengatur bahwa bagi mereka yang berkelamin laki-laki dan sudah memasuki usia 11 tahun, orang tuanya harus segera memanggil sikerei dan rimata atau kepala suku. Mereka akan berunding dalam menentukan hari dimana anak mereka bisa melaksanakan penatoan sebagai simbol menjadi keturunan suku Mentawai.

Setelah tanggal disepakati, proses selanjutnya adalah menghubungi Sipatiti atau seniman tato suku Mentawai. Untuk memakai jasa sipatiti, si pemilik hajat harus membayarnya dengan seekor babi dan bukan menggunakan uang.

Proses selanjutnya ialah dilakukannya upacara punen Enegat yang dipimpin Sikerei di puturukat atau di galeri tato milik Sipatiti. Kemudian penatoan awal atau yang biasa disebut dengan Janji Gagak Borneo akan dilakukan pada pangkal lengan.

Setelah usianya beranjak dewasa, penatoan akan dilanjutkan menggunakan pola darukat di dada, titi teytey di pinggang dan punggung, titi rere pada paha dan kaki, titi puso di atas perut, dan titi tatep di dada.

Untuk alat-alat yang digunakan untuk menato mengandalkan barang dari alam yang mudah didapat. Alat perajah yang digunakan adalah lilipat patitik yang berbentuk dua kayu. Satu ujungnya adalah jarum, sementara ujung lainnya adalah pemahat.

Jarumnya sendiri terbuat dari kayu karai atau tulang binatang yang diruncingkan. Dahulu kala untuk mendesain tato menggunakan lidi yang digoreskan ke kulit seseorang yang akan ditato. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman desain itu dipola menggunakan spidol agar mengurangi rasa sakit.

Sementara untuk memberikan pewarnaan, suku Mentawai menggunakan olahan jelaga atau butiran arang yang biasanya menempel pada tungku masak di dapur. Juga bisa menggunakan daun pisang untuk memberikan warna hijau.

Bagaimana bentuk piramida Gunung Padang?

Situs Gunung Padang, kata Danny Hilman, bukanlah bukit alami melainkan konstruksi berbentuk piramida berlapis.

Lapisan pertama yakni yang paling atas – yang dipenuhi tanah, tumbuh-tumbuhan, berusia 1.000 2.000 tahun sebelum Masehi.

Lapisan kedua yang terdiri dari tumpukan pecahan batuan kolom dengan panjang hingga 1 meter, berusia 5.000 - 6.000 tahun sebelum Masehi.

Lapisan ketiga atau yang tertua berusia 16.000 - 27.000 tahun sebelum Masehi.

Sumber gambar, Archaeological Prospection/Natawidjaja

"Di lapisan tiga ini terdiri dari batuan yang lapuk, tanah liat hingga butiran kerikil dan batuan vulkanik yang tidak teridentifikasi. Ada juga batuan yang mengandung batuan kolom yang sangat lapuk berbentuk pilar vertikal."

Danny Hilman berkata, usia yang begitu lama pada lapisan terakhir memunculkan dugaan bahwa saat bangunan itu dibuat kemungkinan terjadi bencana yang berkaitan dengan banjir besar – atau kepunahan massal.

Setelah bencana, sambungnya, lapisan kedua dibangun dengan menimbun terlebih dahulu konstruksi pertama.

Di inti piramida, tim peneliti menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai struktur batu lava yang "dipahat dengan cermat" dan "masif" yang terbuat dari andesit – sejenis batuan beku berbutir halus.

Sumber gambar, Archaeological Prospection/Natawidjaja

Merujuk pada konstruksi dan pahatan bebatuan, tim peneliti meyakini situs ini sudah ada sejak Zaman Es periode terakhir.

"Temuan ini menantang keyakinan konvensional bahwa peradaban manusia dan pengembangan teknik konstruksi canggih muncul selama periode awal Holosen atau awal Neolitikum."

"Pembuat lapisan ketiga dan kedua di Gunung Padang pasti memiliki kemampuan tukang batu yang luar biasa – yang tidak sejalan dengan budaya pemburu dan peramu tradisional."

Ahli geologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) ini mengatakan temuan tersebut punya arti luar biasa untuk sejarah Indonesia.

Kalau selama ini pengetahuan peradaban Indonesia dimulai dari Kerajaan Kutai pada abad ke-4 Masehi, maka sesungguhnya peradaban sudah ada sebelum itu.

"Secara umum Indonesia seperti terbelakang, seperti anak bawang dibanding dengan India atau China yang sejarahnya lebih tua," ucap Danny Hilman.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Itu mengapa dia dan tim peneliti berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap rahasia tersembunyi sekaligus peradaban kuno di situs misterius tersebut.

Sebab meskipun situs ini sudah terkubur sekitar 9.000 tahun yang lalu, tapi orang-orang dari berbagai daerah kerap mendatangi lokasinya.

Mengenal Anggota DPR Tertua dan Termuda, Ini Profil hingga Harta Kekayaannya

Annisa Maharani Alzahra Mahesa dan Zulfikar Achmad adalah anggota DPR termuda dan tertua.

Sebanyak 580 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dilantik pada hari ini, Selasa (1/10). Pelantikan digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Pelantikan ini dipimpin oleh Ketua DPR RI sementara yakni anggota DPR RI termuda dan tertua. Mereka adalah Annisa Maharani Alzahra Mahesa dan Zulfikar Achmad.

Annisa Mahesa adalah politikus Gerindra anak dari mendiang senior Gerindra Desmond J Mahesa. Annisa dilantik menjadi anggota DPR ketika berusia 23 Tahun 2 Bulan 15 Hari saat dilantik.

Sementara, Zulfikar merupakan kader Demokrat yang berusia 78 Tahun 4 Bulan 15 Hari Ketika dilantik menjadi anggota DPR.

Berikut profil dan harta kekayaan Annisa dan Zulfikar sebagai anggota DPR RI termuda dan tertua:

Annisa merupakan kader Partai Gerindra yang lolos ke Senayan setelah meraup meraih 122.470 suara, dari 99,83% data masuk atau sekitar 7.542 TPS dari daerah pemilihan atau Dapil Banten II.

Dapil Banten II sendiri meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon. Annisa mengungguli sejumlah tokoh senior, termasuk Wakil Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto, mantan Wali Kota Cilegon Edi Ariadi, dan mantan Wali Kota Serang Tubagus Haerul Jaman.

Dan rupanya, wanita kelahiran 17 Juli 2001 ini rupanya merupakan putri almarhum Desmond Junaedi Mahesa atau Desmond J Mahesa, politikus senior Partai Gerindra.

Kini, Annisa Mahesa mengikuti jejak sang ayah yang merupakan mantan anggota DPR RI pada periode 2009-2023. Desmond J Mahesa juga pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Gerindra (2008–2013). Selain itu, Desmond juga pernah diculik pada era orde baru.

Annisa atau yang akrab dipanggil Icha lulus dari SMA Negeri 34 Jakarta di 2019. Pada usianya yang ke-23, Icha telah memiliki dua gelar Sarjana. Icha mengambil kelas internasional dan double degree di Universitas Indonesia selama dua tahun pada 2019-2021 dan kemudian dilanjutkan di Universitas Melbourne pada 2021-2023.

Annisa juga memiliki minat pada bidang tarik suara hingga pada 2018 berhasil meraih Gold Trophy and Medal dalam acara Bali Internasional Choir Festival yang diikuti oleh berbagai negara di dunia seperti China, Malaysia, Kanada, dan Polandia.

Icha menjadi pernah runner up Odyssey of The Mind 2017 World Finals yang dihelat di Michigan State University pada Mei 2017.

Icha pernah internship coordinator/marketing officer di Ecare Careers di Melbourne, Australia pada Oktober-Desember 2022. Kemudian, Icha pernah menjajal menjadi social media manager di Warung Saco Betawi Peranakan selama Juni 2021-Februari 2022.

Profil Zulfikar Achmad

Zulfikar merupakan anggota DPR dapil Jambi dua periode yakni Pileg 2014–2019 dan 2019–2024. Zulfikar yang lahir pada 17 Mei 1946 Kembali terpilih menjadi anggota DPR setelah mengantongi 50.927 suara.

Pada periode DPR-RI tahun 2014-2019, Zulfikar Achmad bertugas pada Komisi IX yang membidangi Tenaga Kerja & Transmigrasi, Kependudukan, Kesehatan.

Sebelum menjadi anggota DPR dua periode, Zulfikar pernah menjabat sebagai Bupati Bungo dua periode. Bahkan, dia dikenal sebagai bapak pembangunan kabupaten Bungo.

Zulfikar menjabat menjabat sebagai Bupati Bungo pada periode 2001-2006 dan 2006 -2011. Pada tahun 2010, Zulfikar Achmad adalah salah satu Calon Gubernur Jambi pada Pilkada Jambi. Dia yang berpasangan dengan Ami Taher kalah dari pasangan Hasan Basri Agus-Fachrori Umar.

Politikus Demokrat ini telah aktif berorganisasi sejak masa sekolah. Zulfikar pernah menjabat sebagai Ketua KAPI Kab. Merangin, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), KNPI DKI Jakarta, Sekjen IPMI (Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia), Ketua Pemuda Muslim Indonesia, Bendahara Umum PKRI Jakarta.

Di level partai, Zulfikar pernah Ketua Dewan Kehormatan DPD Partai Demokrat Provinsi Jambi. Sebelum bergabung di Demokrat, Zulfikar pernah menjabat sebagai Sekjen Partai Indonesia Baru Jakarta Tahun 1999.